Petrology Laboratory

TIPE-TIPE METAMORFOSA

  1. Metamorfosa Lokal
v  Metamorfisme Kontak/thermal

Panas tubuh batuan intrusi yang diteruskan ke batuan sekitarnya, mengakibatkan metamorfosa kontak dengan tekanan berkisar antara 1000 – 3000 atm dan temperatur 300 – 8000C. Pada metamorfisme kontak, batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels atau hornstone (batutanduk). Susunan batu tanduk itu sama sekali tergantung pada batuan sediment asalnya (batulempung) dan tidak tergantung pada jenis batuan beku di sekitarnya. Pada tipe metamorfosa lokal ini, yang paling berpengaruh adalah faktor suhu disamping  faktor tekanan, sehingga struktur metamorfosa yang khas adalah non foliasi, antara lain hornfels itu sendiri.

v  Metamorfisme dislokasi/dinamik/kataklastik

Batuan ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, seperti di sekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan akibat sesar memungkinkan akan menghasilkan breksi sesar dan batuan metamorfik dinamik.

  1. Metamorfosa regional
v  Metamorfisme Regional Dinamotermal

Metamorfosa regional terjadi pada daerah luas akibat orogenesis. Pada proses ini pengaruh suhu dan tekanan berjalan bersama-sama.Tekanan yang terjadi di daerah tersebut berkisar sekitar 2000 – 13.000 bars ( 1 bar = 10 6 dyne/cm2), dan temperatur berkisar antara 200 – 8000.C.

v  Metamorfisme Beban

Metomorfisme regional yang terjadi jika bauan terbebani oleh sedimen yang tebal di atasnya. Tekanan mempunyai peranan yang penting daripada suhu. Metamorfisme ini umumnya tidak disertai oleh deformasi ataupun perlipatan sebagaimana pada metamorfisme dinamotermal. Metamorfisme regional beban, tidak berkaitan dengan kegiatan orogenesa ataupun intrusi magma. Temperatur pada metamorfisma beban lebih rendah daripada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400 – 450 oC. gerak-gerak penetrasi yang menghasilkan skistositas hanya aktif secara setempat, jika tidak, biasanya tidak hadir.

v  Metamorfisme Lantai Samudera

Batuan penyusunnya merupakan material baru yang dimulai pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan mineralogy dikenal juga metamorfisme hidrotermal (Coomb), 1961. dalam hal ini larutan panas (gas) memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan metasomatisme.
(buku panduan praktikum petrologi Prodi. Teknik Geologi, UPN "Veteran" Yogyakarta)