PENGGOLONGAN DAN PENAMAAN BATUAN SEDIMEN
Secara deskriptip yaitu berdasarkan ciri-ciri fisik (tekstur), kimia (mineralogi), maupun biologi (kehadiran fosil). Berdasarkan deskripsi aspek-aspek tersebut, batuan sedimen dapat dibedakan
(buku panduan praktikum petrologi Prodi. Teknik Geologi, UPN "Veteran" Yogyakarta)
- Kelompok batuan sedimen klastik : dimana partikel / butiran penyusun batuan sedimen, merupakan butiran yang telah mengalami proses pelapukan - transportasi – terendapkan ( sedimentasi ) – dan terlitifikasi. Batuan sedimen klastik terbentuk dari pengendapan kembali rombakan atau pecahan batuan asal, baik yang berasal dari batuan beku, batuan ubahan / metamorf ataupun batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis ( disintegrasi ) maupun secara kimiawi ( dekomposisi ), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mengalami proses diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah lithifikasi ini merupakan suatu proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras. Transportasi pada pembentukan batuan sedimen akan menghasilkan sorting / pemilahan dan roudness / kebundaran.
- Kelompok batuan sedimen non-klastik : dimana partikel/ butiran penyusun batuan sedimen terbentuk & terlitifikasi secara insitu ( tidak tertransportasi ). Batuan sedimen yang terbentuk darl hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement).
- Secara genetik yaitu berdasarkan proses pembentukannya. Pengelompokannya dapat dibagi 4 kelompok.
- Batuan sedimen Terrigen Clastic, dimana butiran penyusunnya merupakan pecahan / rombakan berasal dari pelapukan batuan asal yg berada di darat / terrigen (bisa berasal dari batuan beku, metamorf, dan sedimen). Contoh breksi / konglomerat, batupasir, batulempung, dll
- Batuan sedimen organik, dimana butiran penyusunnya terbentuk karena proses biologi, bio-kimia atau proses organik. Contoh, batugamping / dolomit, rijang, phospat, batubara dll.
- Batuan sedimen yang pembentukannya karena proses presipitasi kimiawi. Contoh ironstone, endapan evaporit.
- Batuan sedimen vulkano-klastik, dimana terbentuk karena proses aktifitas gunung api.
(buku panduan praktikum petrologi Prodi. Teknik Geologi, UPN "Veteran" Yogyakarta)